HIU/PAUS DAN MANUSIA TERDAMPA
HIU/PAUS DAN MANUSIA TERDAMPAR
Hampir setiap minggu saya melewati pesisir pantai selatan Bangkalan Madura. Rute Kwanyar-Modung; lintasan untuk sekadar mencari kopi, ngalor ngidul, dan melakukan pertemuan dengan beberapa kawan maupun orang-orang yang sekiranya bisa memberi informasi tambahan lebih jauh dan mendalam tentang wilayah itu; meski 'Jack Turner' tidak pernah menyinggung soal Selat Madura dalam bukunya [Sejarah Rempah], namun napak tilas [Perahu Layar Tradisional Nusantara] yang ditulis ‘Andrian Horridge’ serta [Topeng Patenteng: Lèbur] yang dianyam ‘Helen Bouvier’ memberikan gambaran, bahwa, kecamatan Modung cukup memberikan sumbangsih peradaban pada masanya?
Kala itu (19 Februari 2021), Modung memaksa saya untuk mendatanginya. Lantaran, bukan karena ada temuan purbakala, selain yang sudah ada, atau catatan yang mengidentifikasi temuan-temuan peradaban masa lalu lainnya.
Mulai malam hari; beranda WA dipenuhi postingan foto dan video yang mempertontonkan kehadiran beberapa ikan hiu/paus. Awalnya, saya kurang percaya, bisa saja ikan-ikan itu di perairan lain [di luar Pulau Madura]. Namun, orang-orang di dalam postingan video-video tersebut berbahasa Madura. Informasi awal; hiu/paus itu tidak hanya satu, tapi puluhan. Bahkan terhitung melebihi 50 ekor.
Tahun-tahun sebelumnya [Kompas.Tv], 31 Oktober 2020, pernah memuat berita mamalia laut jenis berbeda, yaitu, hiu tutul asal Australia yang juga pernah berada di perairan laut utara Pasuruan, Jawa Timur, diduga melakukan migrasi ke perairan Selat Madura karena memburu plankton.
Sore itu, saya mematung di bibir pantai; tepatnya di desa Patereman kecamatan Modung Bangkalan. Menyaksikan secara langsung. Mencoba ambil gambar, dan menghitung berapa jumlah hiu-hiu/paus-paus. Kurang-lebih 20 ekor sepertinya sudah tidak bernafas lagi. Pemandangan ini, tidak hanya menjadi tontonan langka bagi saya, tapi pasti juga bagi kebanyakan orang. Saya tidak bisa berspekulatif awal; jenis atau penyebab terdamparnya mamalia laut ini?
Sejak malam hari, para nelayan membantu semampunya; sebagian hiu/paus sudah di dorong ke tengah laut. Pagi hari hingga saat ini, tidak hanya hiu-hiu/paus-paus yang terdampar, tapi kerumunan warga berselfi ria hingga naik ke punggung mamalia.
Melakukan dokumentasi sangat baik sebagai informasi. Namun, ekspresi berlebihan, kurang elok secara manusiawi? Entah, apakah hewan laut itu yang butuh pertolongan atau sebagian pola pikir manusianya yang butuh perbaikan?
Bangkalan, 19 Februari 2021
#hiu_terdampar
#selat_madura
#modung
#bangkalan_madura
#rip_mamalia










Komentar