BANGKALAN DAN KESEJARAHAN I LOMBA MENULIS KESEJARAHAN

BANGKALAN DAN KESEJARAHAN

Oleh Muhlis *

 

Upaya untuk membaca Bangkalan dari perspektif kesejarahan, menarik, dan butuh tindak lanjut. Peristiwa apa yang pernah terjadi, toponim, biografi, hingga peninggalan benda non benda apa yang ada di sekitar?

Jika tematik sudah ditentukan, masih harus melewati tahapan-tahapan: orisinalitas gagasan, analisa, teknik saji bahasa, diserta sumber: pelaku, saksi, data primer, dan pendukung lain.

Dinas Budaya Pariwisata (DISBUDPAR) Bangkalan, memberi peluang pada intansi pendidikan. Pelajar dan pendamping, diajak bukan sekadar tahu, membaca, tapi juga ditarik untuk terjun lapangan, mendata, kemudian menulis. Berliterasi adalah jalan tepat. Sejarah, tidak akan hilang, jika terdokumentasi dengan baik.

Menjangkau semua lapisan, butuh tahapan. Kabupaten Bangkalan terdiri dari 18 kecamatan, tidak akan selesai sekali jalan. Ada tiga juri: Pak Hidrochin Sabarudin (Pak Doing; nama bekennya), senior lapangan, ruang gerak perjalanannya lintas usia. Kedua, Saudara Taufan; muda, energik, aset putra daerah. Saya sendiri, pelengkap.

Penilaian, berlangsung empat jam, live streaming di kanal Disbudpar (Selasa, 07/06/2022). Di masing-masing meja juri sudah tersusun print out dengan urutan tulisan dan nomor peserta yang sama. Lomba penulisan kesejarahan ini dibuka pada tanggal 09 Mei s/d 03 Juni 2022.

Satu gelas kopi, tambah, jadi dua gelas, tanpa merokok, ada sensor kamera, bayangkan, Coy? Saraf harus dikendorkan. Kami (juri) saling melempar guyon, isu, wacana, dan temuan-temuan baru seputar manuskrip, arkeologi, dan etnografi. Sesekali, Kabid Budaya (Hendra Gema) ikut nimbrung, mengulik langkah dan capaian kerja timnya dalam mengakomodir situs-situs cagar budaya Bangkalan.

Sejarah, apa saja yang ditulis oleh peserta lomba? Nah, baru naik satu tangga. Tangga-tangga selanjutnya, yang akan mengantarkan pada tujuan. Cukup sekian...

 

Bangkalan, 08 Juni 2022


* Muhlis: Peneliti.



Komentar

Postingan Populer