ROKAT CORONA
2019 akhir, penyebaran Virus Corona telah memasuki siap siaga. Word Health Organization
(WHO) menyatakan, virus ini yang menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga
infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV dan SARS CoV.
Virus Corona bersifat zoonosis, ia merupakan
penyakit yang dapat ditularkan mulai dari hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan
contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan
dari unta ke manusia. Lebih detailnya tentu akan mudah didapat di berbagai laman
informasi cetak maupun online; tahun berapa virus ini teridentifikasi hingga
muncul kembali saat ini?
Namanya menjadi bulan-bulanan. Ada yang
benar-benar merasa sangat terteror. Ada juga yang menjadikan namanya sebagai meme.
Bom Waktu
Corona, menteror. Seperti bom waktu. Meledak. Dunia dibuat kocar-kacir. Semua waswas untuk saling bersentuhan. Saling curiga. Memang tidak tampak satu sama lain. Ancaman virus ini, mematikan.
Indonesia menaikkan Corona ke dalam status bencana nasional.
Aktivitas gerak ruang dan waktu dikurangi. Urgen. Intansi-intansi pendidikan diliburkan. Intansi lain dibatasi dengan pengurangan jam kerja. Cara ini merupakan bentuk ikhtiar memutus mata rantai penyebaran virus. Meski, kebijakan ini tidak sedikit memunculkan reaksi
ketidak sepahaman: individu ataupun kelompok-kelompok. Sah-sah saja.
Begitu sebaliknya. Ada yang merasa bahagia, dan diuntungkan. Memanfaatkan
kesempatan dalam kesempitan. Menyimpan udang di balik batu.
Epidemi Mematikan
Penanganan medis sudah dilakukan cepat oleh
pemerintah. Sosialisasi di mana-mana, terutaman intansi kesehatan: rumah sakit, puskemas, bidan, dan yang mampu memberikan informasi pengetahuan
tentang virus ini. Himbauan untuk mengajak semuan elemen masyarakat agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas. Lock Down (berdiam diri) di rumah lebih baik, jika tidak terdesak
oleh kepentingan darurat.
ODR
(Orang Dalam Resiko), ODP (Orang Dalam Pengawasan), PDP (Pasien Dalam
Pengawasan), hingga yang dinyatakan positif Covid-19, lalu meninggal, kemudian penanganan hingga ke prosesi penguburan, semua menjadi pembelajaran: bagaimana epedemi ini tidak main-main?
Konsekuensi Tidak Percaya?
Anda
tidak percaya? Silahkan, jika memaksa untuk tetap keluar. Konsekuensinya akan terkontak oleh banyak
orang. Menahan ‘keinginan’ memang berat.
Steril makanan, minuman, dan tubuh sangat dibutuhkan,
terutama cuci tangan. Posisi keramaian pun diatur oleh jarak. Yang muda-mudi dalam masa penjajakan P4 (pertemuan, perkenalan, persetujuan,
pelaminan).
Tahan dulu dong!!
Rokat Corona
Corona tidak serta merta datang. Ada sebab-akibat. Wabah
berbahaya, adalah kehendak Tuhan kepada semesta. Semesta pula yang mampu menghentikannya. Tentu, semesta dan isinya, yang tak lain adalah 'manusia': mahluk yang memiliki makro-kosmos. Di antaranya spritualitas sebagai jalan di luar tubuhnya. Apa saja yang mereka lakukan? Selain medis. lelaku magis, yaitu rokat; upacara yang berfungsi mencegah
bahaya yang menghantui sebuah rumah, seorang, atau suatu masyarakat (Bouveir:
119).
Pada sosial kita, aneka ragam kebudayaan. Dasar ritual rokat berhasil sebagai payung hukum tradisi kepercayaan. Bertujuan sebagai bentuk nilai-nilai kebaikan dengan berbagai pengharapan. Corona, telah memporak-poranda: ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Bentuk penyelamatan terakhir, selain ikhtiar diri, adalah Ilahi Robbi...
Bangkalan, 25 Maret 2020
.jpg)
.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)








Komentar